10 Kesalahan dalam Mendisiplinkan Anak

Dalam dunia yang ideal, orang tua mempunyai kesabaran, toleransi, pengertian, fleksibilitas dan energy yang tak terbatas dalam membimbing anak. Tapi tak ada seorang pun yang sempurna. Kadang kala kita sebagai orang tua harus masih belajar bagaimana bisa menjadi orang tua yang baik, proses belajar ini memerlukan waktu yang tidak singkat, perlu puluhan tahun bahkan seumur hidup. Berikut akan dipaparkan beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua saat mendisiplinkan anaknya.

1. Membentak atau berteriak
Membentak mungkin cara yang efektif untuk membuat anak menurut, namun anak yang sering mendapat bentakan akan belajar bicara dengan nada serupa. Anak akan tumbuh menjadi kasar. Sekarang kita Tanya diri kita sendiri, sukakah anda apabila di bentak?
Ketika anda marah, usahakan jangan bertindak apa-apa dulu, ambil napas dan berjalan-jalan sebentar di teras. Lebih baik menyimpan teriakan anda hanya untuk saat darurat.

2. Menuntut tindakan segera
Orang tidak akan merespon dengan baik perintah seperti “cepat kerjakan!” atau “sekarang juga!”. Karena tidak menunjukan penghargaan. Lebih baik jika anda meminta dengan halus tapi tegas.

3. Mengomel
Omelan sering muncul dari mulut orang tua yang mencoba tetap sabar. Mereka tidak ingin marah tapi berusaha menuntut anak melakukan perintahnya. Lebih baik, anda memberi batasan waktu, beri peringatan jika anak membandel, dan beri hukuman bila anak tidak mengerjakan apa yang menjadi tugasnya. Misalnya bersihkan kamar dahulu sebelum bermain game.

4. Menggurui
Orang tidak terlalu tertarik mendengar pembicaraan satu arah, tanpa interaksi. Menggurui anak kadang tidak menunjukan permasalahan sebenarnya. Misalnya, anak yang selalu telat mengerjakan PR malah diceramahi soal pentingnya pendidikan, bukan soal kegunaan mengerjakan PR dan keterlambatan anak mengerjakannya.

5. Memaksa
Memaksa termasuk penggunaan tekanan fisik agar anak menurut. Misalnya, menyeret dia ke dokter gigi. Tanyakan kenapa dia menolak atau takut dan beri penjelasan kenapa dia harus menuruti anda. Ini akan membantu anak menjelaskan perasaannya.

6. Marah berlebihan
Bereaksi atau marah berlebihan akan melukai perasaan anak dan membuatnya bingung. Jika anda terlanjur marah besar kepada anak, katakan maaf dan beri dia penjelasan. Dengan begitu, anak akan belajar tentang perasaan dan mengerti manusia bisa berbuat keliru.

7. Meremehkan atau memberi cap
Tanpa sadar, orang tua sering meremehkan atau membuat malu anak. Tindakan ini dapat membuatnya kurang percaya diri dan merasa tidak aman. Contohnya, “Kamu ini sudah besar kok masih seperti anak kecil?”. Atau “papa tidak akan pulang kalo kamu masih nakal”.
Hati-hatilah dengan kata yang anda ucapkan. Usahakan selalu memberi peringatan positif. Memberi cap, gelar, atau panggilan buruk berdampak tak baik kepada anak. Jangan pernah memanggil anak dengan kata-kata seperti “monyet”, “kurus”, “gendut”, atau “hitam”.

8. Menjebak
Orang tua yang cenderung menghukum sering berusaha menangkap kebohongan anak dan menunjukan buktinya dengan mencecar seperti pengacara di pengadilan. Lebih baik berkata langsung dengan bukti yang ada dan minta penjelasannya.

9. Mencari kambing hitam
Orang tua kadang menyalahkan anak atas situasi yang dialaminya. Contohnya “kenapa sih kamu selalu membuat papa marah?” atau “papa bekerja keras untukmu, dan sekarang kamu …” ini akan membuat anak merasa bertanggung jawab terhadap semua masalah di dunia ini.

10. Hukuman fisik
Mendisiplinkan anak tak mungkin diperoleh dengan hukuman fisik yang keras. Anak akan menjadi kasar dan tidak hormat. Hubungan orang tua dan anak akan rusak. Lebih baik anda merenung, apakah anda senang diperlakukan seperti itu sewaktu kecil?



Artikel Terkait:

Comments
0 Comments

Tidak ada komentar:

Posting Komentar